Militer Israel pada Selasa (11/5/2021) mengklaim telah menyerang 130 sasaran militer di Gaza serta membunuh 15 mata mata militan Hamas. "Kami telah menyerang 130 sasaran militer yang sebagian besar dimiliki oleh Hamas," ujar juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (11/5/2021). "Menurut perkiraan kami saat ini, kami telah membunuh 15 mata mata Hamas dan Gerakan Jihad Islam," imbuhnya yang telah memblokade Jalur Gaza, yang dikontrol oleh Hamas.
Kekerasan meningkat sejak bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa yang melukai ratusan warga Palestina. Menurut keterangan saksi mata, bentrokan terjadi ketika para pemuda pemudi Palestina mencoba menerobos barikade Israel di kota tua Yerusalem, tak jauh dari Masjid Al Aqsa. Mereka melempari batu dan petasan ke arah polisi yang kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata serta water canon ke arah warga
Warga Palestina kesal karena tak diberi akses beribadah di Masjid Al Aqsa oleh tentara Israel. Warga Palestina kemudian menggelar aksi protes di Masjid Al Aqsa yang kemudian direspon dengan tindakan keras oleh Kepolisian Israel. Dalam penertiban itu, sebanyak 205 warga Palestina mengalami luka luka sementara dari sisi Kepolisian Israel ada 17 yang mengalami cedera. Sementara Hamas memberi pasukan Israel batas waktu pada Senin pukul 1500 GMT (10/5/2021) untuk mengosongkan Al Aqsa, situs tersuci ketiga Islam.
Tak lama setelah tenggat waktu berakhir, Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Jalur Gaza yang diblokade Israel melepaskan rentetan roket ke arah Israel, termasuk Yerusalem. Conricus menyebutkan lebih dari 200 roket telah ditembakkan Hamas dari Gaza sejak Senin (10/5/2021), dengan lebih dari 90 persen di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel. Otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel itu mencapai 22 orang, termasuk 9 anak anak.
Sementara itu, Sayap militer Hamas di Gaza Palestina, Brigade Izzuddin Al Qassam, mengakui telah menembakkan tujuh rudal ke Yerusalem yang telah dijadikan Ibu Kota Israel. Serangan tersebut sebagai aksi balas dendam atas serangan Israel di Masjid Al Aqsa. "Brigade Al Qassam melancarkan serangan rudal ke musuh di Yerusalem yang diduduki sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi terhadap kota suci, serta penganiayaan terhadap orang orang kami di Sheikh Jarrah dan Masjid Al Aqsa," terang juru bicara Brigade Izzudin Al Qassam, Abu Obeida, Selasa (11/5/2021). Liga Arab mengadakan pertemuan mendadak pada hari Senin (10/5) kemarin yang diikuti para Dewan Liga. Pertemuan ini juga merupakan permintaan khusus dari Palestina dan disetujui sejumlah negara Arab.
Pertemuan mendadak dilakukan menyusul serangkaian aksi kekerasan aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem. Para Dewan Liga akan fokus membahas serangan Israel di kota Yerusalem, terutama di sekitar Masjid Al Aqsa. Liga Arab juga akan mengkaji rencana Israel yang hendak mengusir warga Palestina dari kawasan Sheikh Jarrah. Dilansir dari Arab News, Hossam Zaki, asisten sekretaris jenderal Liga Arab, mengatakan telah diputuskan untuk melanjutkan pertemuan ke tingkat menteri dari tingkat delegasi tetap.
Duta besar Palestina untuk Kairo yang juga perwakilan tetap Palestina untuk Liga Arab, Diab Al Louh, mengatakan bahwa pertemuan mendesak itu untuk membahas keseriusan serangan brutal terhadap jemaah di Masjid Al Aqsa. Al Louh mengatakan, permintaan pertemuan mendesak telah diajukan berdasarkan arahan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan arahan Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Riyad Al Maliki. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut Israel bukanlah negara, tapi sarang teroris.
Dalam pernyataan yang diunggah di Twitter, dia menyerukan supaya Palestina bersatu untuk melawan negara itu. Khamenei menyatakan, pemerintah Israel sudah menjadikan wilayah pendudukan Palestina sebagai markas terorisme. "Israel bukanlah negara, tetapi sarang teroris terhadap Palestina dan negara Muslim lainnya," sembur Khamenei.
Pemimpin Tertinggi Iran sejak 1989 itu mengecam Tel Aviv dalam Hari Quds, didesain sebagai bentuk dukungan bagi kemerdekaan Palestina. Dalam twit lanjutan, Khamenei berseru agar penduduk di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza untuk bersatu. Khamenei menyerukan agar rakyat setempat melawan, meski Israel melakukan kesepakatan damai dengan sejumlah negara Arab.
Dia menyarankan agar mereka melakukan referendum, dan meminta sistem politik baru, dilansir Russian Today Jumat (7/5/2021). Teheran sebelumnya menyalahkan musuh besarnya atas padamnya reaktor nuklir Natanz pada April lalu. Pejabat "Negeri Para Mullah" itu bahkan menuding rivalnya tersebut sering menyabotase dan membunuh tokoh penting mereka.
Sementara Israel balik menyebut Iran dan sekutunya kerap menyerang warga mereka di Timur Tengah. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan mengeklaim, Teheran adalah dalang ledakan yang menerpa kapal kargo mereka, MV Helios Ray. Meski Iran dan Israel dipisahkan oleh jarak geografis yang signifikan tapi tak menghalangi keduanya untuk terlibat konflik.
Iran melalui kepanjangan tangannya di Lebanon: Hizbullah, acapkali membuat ketar ketir Israel. Tak jarang negeri Yahudi itu harus melakukan serangan ke daratan Suriah yang mereka yakini sebagai akses Teheran menyuplai senjata modern ke Hizbullah. Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, seperti dilansir Associated Press, Senin (10/5/2021), menegaskan negara mereka akan selalu berada di samping para penduduk Palestina yang tertindas. "Kami menyampaikan solidaritas terhadap warga Palestina yang ditindas. Kami menginginkan warga Muslim di seluruh dunia bergerak mengecam kekejaman dan kebrutalan rezim penjajah Al Quds (Palestina)."